Age, Biography and Wiki
Gilang Ramadhan was born on 30 May, 1963 in Bandung, Indonesia. Discover Gilang Ramadhan's Biography, Age, Height, Physical Stats, Dating/Affairs, Family and career updates. Learn How rich is She in this year and how She spends money? Also learn how She earned most of networth at the age of 61 years old?
Popular As |
N/A |
Occupation |
N/A |
Age |
61 years old |
Zodiac Sign |
Gemini |
Born |
30 May, 1963 |
Birthday |
30 May |
Birthplace |
Bandung, Indonesia |
Nationality |
Indonesia |
We recommend you to check the complete list of Famous People born on 30 May.
She is a member of famous with the age 61 years old group.
Gilang Ramadhan Height, Weight & Measurements
At 61 years old, Gilang Ramadhan height not available right now. We will update Gilang Ramadhan's Height, weight, Body Measurements, Eye Color, Hair Color, Shoe & Dress size soon as possible.
Physical Status |
Height |
Not Available |
Weight |
Not Available |
Body Measurements |
Not Available |
Eye Color |
Not Available |
Hair Color |
Not Available |
Who Is Gilang Ramadhan's Husband?
Her husband is Shahnaz Haque (m. 2001)
Family |
Parents |
Not Available |
Husband |
Shahnaz Haque (m. 2001) |
Sibling |
Not Available |
Children |
Pruistin Aisha Haque Ramadhan, Charlotte Fatima Haque Ramadhan |
Gilang Ramadhan Net Worth
Her net worth has been growing significantly in 2022-2023. So, how much is Gilang Ramadhan worth at the age of 61 years old? Gilang Ramadhan’s income source is mostly from being a successful . She is from Indonesia. We have estimated
Gilang Ramadhan's net worth
, money, salary, income, and assets.
Net Worth in 2023 |
$1 Million - $5 Million |
Salary in 2023 |
Under Review |
Net Worth in 2022 |
Pending |
Salary in 2022 |
Under Review |
House |
Not Available |
Cars |
Not Available |
Source of Income |
|
Gilang Ramadhan Social Network
Timeline
Gilang beserta Pra Budi Darma dan Indra Lesmana bergabung dalam kelompok bernama PIG (Pra-Indra-Gilang) yang menyajikan komposisi-komposisi freejazz spontan yang kaya teknik, skill, harmonisasi dan warna. Kelompok ini berdiri dari tahun 1996 sampai sekarang. Tahun 2002, Gilang mendirikan grup Nera. Nera yang berarti cahaya dalam bahasa Flores beranggotakan Gilang Ramadhan (Drum), Donny Suhendra (Gitar), Adi Dharmawan (Bas), Khrisna Prameswara (Keyboard) dan Ivan Nestorman (Vocal). Nera bermain dalam pola musik fusion dipadukan dengan bahasa Flores yang dinyanyikan dengan khas. Musik band ini menonjolkan permainan drum Gilang yang energik dan kaya dengan modifikasi drum-kit seperti gendang, tifa dan ceng-ceng. Tahun 2004, Gilang menerima 'pinangan' kelompok musik legendaris, God Bless sebagai drummer mereka.
Dalam perjalanan kariernya, Gilang turut memiliki andil dalam pendirian kelompok musik Java Jazz, serta menjadi salah satu personilnya bersama Indra Lesmana, Mates, Donny Suhendra dan Embong Rahardjo, sampai dengan pertengahan tahun 1993.
Gilang Ramadan adalah satu-satunya pemain drum di Indonesia yang disponsori oleh Zildjian, perusahaan symbal dari Amerika Serikat sejak tahun 1992 sampai sekarang. Perusahaan drum terbesar dari Jepang yaitu Yamaha, juga memberikan kepercayaan padanya. Ia pun artis dari BMG music, REMO U.S.A, AKG Austria.
Bersama Indra Lesmana, membuat Indra Lesmana's Group (1987) beraliran progressive jazz yang merintis album new age. Bersama Indra Lesmana itulah Gilang ikut tampil dalam Singapore Jazz Festival (1987) dan Jakarta International Jazz Festival (Jak-Jazz) dari tahun 1988-1996. Dan terakhir bersama Indra Lesmana, Donny Suhendra, dan Mates membentuk sebuah group band beraliran pop rock dengan bendera Adegan (1991).
Sempat gabung dengan Karimata (1986), yang juga masih beraliran pop/fusion. Kemudian bersama dengan Krakatau (1986-1988) yang beraliran jazz. Gilang juga sempat tergabung dalam kelompok Andromeda (1987), bersama Alm. Jack Lesmana, Bubi Chen, Indra Lesmana dan Benny Likumahuwa yang bermain mainstream jazz.
Sekembalinya ke Indonesia, Gilang main di beberapa grup musik. Hal itu dilakukan untuk menambah pengalaman sebagai drummer dan memperdalam berbagai aliran musik. Gilang gabung dengan Indra Lesmana, dalam grup Nebula (tahun 1985) yang beraliran fusion, dan juga bersama GIF (Gilang Indra Fariz) yang beraliran pop/fusion dan Exit yang juga beraliran pop/fusion.
Sejak 1984, karier Gilang terus naik menjadi salah satu drummer papan atas Indonesia. Seleranya cenderung kearah musik tradisional. Gilang juga mengoleksi berbagai alat musik tradisional seperti Gendang Bali, Gendang Sunda, Rebana, Tifa, serta jenis alat tetabuhan tradisional Indonesia lainnya. Tak hanya mengoleksi, gilang juga mempelajari sifat dan warna tiap alt musik tersebut. Ia berkeinginan untuk mengangkat citra musik Indonesia di kancah musik dunia. Ia juga menciptakan sebuah Rhythm di drum yang ia namakan dengan nama Rhythm Sawah. Nama Rhythm Sawah diambilnya dari kultur orang Indonesia yang suka bertani di sawah.
Adik Gumilang Ramadhan ini meneruskan studinya di Amerika Serikat di Hollywood Professional School, pada jurusan musik tahun 1980-1982. Pada saat yang hampir sama tahun 1981-1984 Gilang belajar di Los Angeles City College (LACC), mengambil jurusan Perkusi. Gilang sempat bermain di beberapa band di Amerika, antara lain bergabung dengan LACC Big Band yang beraliran mainstream jazz pada tahun 1983.
Sejak masih kanak-kanak, Gilang telah berkenalan dengan berbagai alat musik, seperti piano, biola, dan alat musik yang paling disukainya, drum. Gilang belajar biola pertama kali di Taman Ismail Marzuki (TIM) pada tahun 1971. Ia menjadi murid termuda disana. Pendalaman musiknya berlanjut ketika dua tahun kemudian. Gilang sempat pergi ke Prancis untuk belajar piano dan organ pada Slamet Abdul Sjukur, komponis kondang yang juga sempat menularkan ilmunya pada Soe Tjen Marching.
Gilang Ramadan atau Gilang Ramadan Kartahadimadja (lahir di Bandung, 30 Mei 1963; umur 56 tahun) adalah drummer dan musisi Indonesia. Gilang Ramadan menikah dengan aktris dan pembawa acara Shahnaz Haque. Gilang Ramadhan merupakan putra kedua dari pasangan Ramadan Kartahadimadja (Ramadhan K.H.), seorang sastrawan, pelukis, penulis dan Pruistin Atmadjasaputra, diplomat RI.